Minggu, 03 Januari 2010

Pengaruh Sidang APEC di Singapura

BERTEMU OBAMA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saling berjabat tangan dengan Presiden Amerika Barack Obama saat mengadakan pertemuan disela KTT APEC di Singapura, Minggu (15/11). Obama mengungkapkan keinginannya untuk membawa serta istrinya Michelle Obama dan kedua anaknya Malia dan Natasha saat berkunjung ke Indonesia. (FOTO ANTARA/REUTERS/Jim Young)

Singapura (SIB)
Di sela-sela pertemuan KTT APEC di Singapura, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Barack Obama. Pertemuan SBY dan Obama berlangsung sekitar 45 menit.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Shangrila, tempat Obama menginap, Minggu (15/11), kedua pemimpin negara itu membahas berbagai hal. Sepeti peningkatan kerja sama dua negara secara komprehensif di bidang pendidikan, kesehatan, teknologi dan energi.
Pertemuan SBY-Obama yang sedianya dilakukan pukul 16.30 baru bisa dilangsungkan pukul 17.00 waktu Singapura, karena pertemuan antara pemimpinan negara ASEAN dan AS diperpanjang. Hal itu menyebabkan pertemuan bilateral SBY dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dibatalkan.
Hadir delegasi Indonesia mendampingi SBY Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Priyo Budi Santoso. Dari pihak AS hadir Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.
INDONESIA-AS SEPAKAT PERBAHARUI KOMITMEN HUBUNGAN DWIPIHAK
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk memperbaharui komitmen dan meningkatkan hubungan kedua negara ke tahap yang lebih tinggi.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel Shangri-La, Singapura, Minggu petang, seusai melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden AS Barack Obama .
“Kami memperbarui komitmen untuk meningkatkan hubungan ke tingkat yang lebih tinggi, mencapai kemitraan komprehensif,” kata Presiden.
Menurut Kepala Negara, selama ini kedua negara telah melakukan kerja sama di berbagai bidang, antara lain perdagangan, investasi, pendidikan, teknologi, perubahan iklim, sandang pangan dan energi, upaya mengatasi penyakit menular, terorisme serta hubungan antar masyarakat.
“Presiden Obama dan saya melakukan diskusi yang sangat baik tentang berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama… Saya berterimakasih atas kesempatan kerja sama antara Indonesia dan AS,” ujarnya.
Lebih lanjut Presiden Yudhoyono menyebut Obama sebagai sahabat Indonesia yang mengenal Indonesia dengan baik.
Kepala Negara juga mengapresiasi pandangan-pandangan Obama yang segar dan baru terhadap berbagai isu internasional terutama jangkauan positif terhadap dunia Islam.
Di akhir pidatonya Presiden Yudhoyono berkata bahwa ia menanti kesempatan menyambut kedatangan Obama ke Indonesia tahun depan.
Seusai melakukan pertemuan dwipihak dengan Obama, Presiden kemudian menuju KBRI di Singapura untuk melakukan ramah tamah dengan masyarakat Indonesia.
Presiden beserta rombongan dijadwalkan mengakhiri kunjungannya di Singapura pada Senin (16/11) pagi.
OBAMA APRESIASI PENGARUH INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengapresiasi pengaruh besar peran Indonesia di dunia internasional.
“Indonesia penting di kawasan Asia, sebagai anggota G20, sebagai negara demokrasi terbesar di dunia dan negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, memiliki pengaruh besar sekali dan menjadi teladan seluruh pembangunan demokrasi dan hubungan antaragama,” katanya.
Oleh karena itu ia berharap Indonesia dan AS dapat terus menjaga hubungan baik yang telah terjalin lama.
Ia mengatakan bahwa dalam pertemuan dwipihak yang berlangsung lebih kurang 40 menit itu, kedua delegasi mendiskusikan berbagai macam hal, terutama untuk meningkatkan hubungan dwipihak.
“Kita bisa meningkatkan hubungan bilateral yang lebih baik dengan
kemitraan yang komprehensif yang akan menyangkut kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan pemberantasan terorisme,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa topik-topik itu akan mendapat perhatian pada bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang.
“Kami juga mendiskusikan tantangan yang lebih luas untuk mendapatkan kesempatan dan kesepakatan dalam (pertemuan perubahan iklim) Copenhagen,” ujarnya.
Obama yang petang itu mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan dasi yang senada juga mengemukakan komitmen AS dan Indonesia dalam menstabilkan perekonomian dan pertumbuhan dunia baik melalui perdagangan, investasi maupun pertumbuhan yang inklusif.
PRESIDEN OBAMA INGIN AJAK KELUARGA KE INDONESIA
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengungkapkan keinginannya untuk membawa serta istrinya —Michelle Obama— dan kedua anaknya —Malia dan Natasha— saat berkunjung ke Indonesia.
“Saya akan berkunjung ke Indonesia tahun depan dan saya harap Michelle dan anak-anak saya bisa berkunjung ke tempat saya (tinggal) dulu,” kata Presiden Obama
Dalam pertemuan dwipihak itu kedua kepala pemerintahan saling melemparkan pujian satu sama lain.
Presiden Obama memuji kepemimpinan Presiden Yudhoyono serta Indonesia yang menjadi teladan dalam kehidupan demokrasi dan juga harmonisasi kehidupan umat beragama di Indonesia.
Ia juga menyebut mengenai hubungan baik antara Amerika Serikat dan Indonesia yang telah terjalin lama.
Sementara itu Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa Presiden Obama mengenal Indonesia dengan baik dan dia mendapat penghormatan luas di Indonesia.
Presiden Yudhoyono juga mengucapkan terima kasih atas pandangan-pandangan baru Obama yang luas, terutama tentang umat Islam.
Dalam pertemuan tersebut masing-masing kepala pemerintahan didampingi oleh para menteri masing-masing. Kedua delegasi duduk berhadapan dengan jarak lebih kurang satu setengah meter tanpa terhalang meja.
Mulanya beredar kabar bahwa Presiden Obama dijadwalkan untuk melakukan lawatan ke Indonesia pada November 2009, sebelum atau sesudah mengikuti pertemuan puncak APEC, dalam rangkaian tur ke Asia-nya.
Namun pada Oktober lalu, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal menyebutkan bahwa Presiden Obama menunda kunjungannya ke Indonesia karena menginginkan suatu lawatan yang lebih emosional bukan sekedar suatu kunjungan yang terburu-buru.
Barack Obama yang menjadi presiden keturunan kulit hitam pertama AS pernah melewatkan masa kecilnya di Indonesia dan berayah tiri seorang WNI.
Oleh karena itu Obama memiliki banyak kenangan di Indonesia yang beberapa kali disebutnya dalam sejumlah kesempatan ingin kembali diulangnya, termasuk menikmati sejumlah makanan khas Indonesia.
YUDHOYONO-OBAMA BERDAMPINGAN DALAM SESI FOTO APEC
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdiri berdampingan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dalam sesi foto bersama para pemimpin ekonomi negara-negara anggota Forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Menurut laman resmi APEC Singapura 2009, Minggu dini hari, kedua kepala negara itu tampak mengenakan busana APEC 2009 —busana peranakan— berwarna sama yaitu biru tua.
Pada sesi foto itu Obama berdiri diapit oleh Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Sesi foto bersama —yang merupakan tradisi APEC— itu dilakukan di salah satu simbol kebanggaan rakyat Singapura, Esplanade, Sabtu malam, seusai acara jamuan santap malam dan pertunjukan kebudayaan.
Sebelumnya Presiden Obama disebut-sebut akan melewatkan sesi jamuan santap malam itu karena terlambat tiba di Singapura untuk mengikuti rangkaian pertemuan puncak ke-17 APEC akibat insiden penembakan di pangkalan militer AS yang menewaskan sedikitnya 13 prajurit AS.
Oleh karena Presiden Obama mula-mula hanya akan mengikuti pertemuan informal sesi kedua APEC pada Minggu (15/11) maka pihak penyelenggara disebutkan akan memindahkan sesi foto resmi APEC pada Minggu dengan konsekuensi para pemimpin ekonomi APEC batal mengenakan busana khusus yang telah dipersiapkan oleh salah satu perancang ternama Singapura dan mengenakan pakaian resmi biasa yang berupa setelan jas.
Keputusan itu diambil karena dikhawatirkan tidak ada kesempatan bagi para kepala negara/pemerintahan itu untuk berganti pakaian mengingat padatnya jadwal acara.
Namun, dengan keputusan Presiden Obama untuk menghadiri jamuan santap malam maka para pemimpin ekonomi APEC tetap melakukan sesi foto bersama pada Sabtu malam dengan busana yang telah dipersiapkan oleh Singapura.
Wykidd Song —perancang busana yang telah berkiprah dalam dunia mode selama 16 tahun terakhir— telah mempersiapkan busana yang disebutnya sebagai busana peranakan Singapura untuk sesi foto tersebut.
Menurut Song, busana itu merupakan cerminan masyarakat Singapura yang multi budaya. Masyarakat Singapura terdiri dari keturunan China, India, dan Melayu.
“Hal pertama yang ingin saya tangkap adalah cerminan Singapura … saya juga mencoba menangkap kekhasan ‘Asia’ dalam desain itu. Saya melihat kebudayaan Peranakan sebagai campuran dari berbagai macam budaya di Asia Tenggara, seperti yang terdapat di Singapura,” kata Song dalam laman resmi APEC Singapura 2009.
Untuk busana pemimpin pemerintah/negara wanita —Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo dan Presiden Chili Michelle Bachelet— Song menggunakan banyak detil dari bordir dalam desainnya sekalipun model busana tetap semi formal dengan bagian depan dipotong menyamping.
Ia juga menggunakan sutra dan warna-warna cerah bagi para pemimpin negara/pemerintahan agar selaras dengan cuaca Singapura.
Warna-warna yang digunakan dalam busana itu akan selaras dengan warna resmi logo APEC Singapura yaitu hijau, biru dan merah.
Para pemimpin negara laki-laki akan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru, merah atau hijau dengan model leher tegak, sedangkan para pemimpin negara yang wanita mengenakan busana merah.
Busana itu juga dilengkapi dengan asesoris manset terbuat dari batu mulia, topaz biru, merah rhodolite atau hijau peridot. Sedangkan untuk wanita disediakan bros yang terbuat dari batu mulia merah rhodolite.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong bertindak selaku tuan rumah dalam jamuan santap malam itu. Ia menyambut setiap tamunya di pintu masuk Esplanade dan berfoto bersama. Tidak semua pemimpin ekonomi APEC didampingi pasangannya, namun sebagian besar pemimpin ekonomi APEC termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampak hadir bersama Ibu Ani Yudhoyono.
Pengamanan Obama Tak Seketat Bush
Di mana Presiden AS berada, di situ pengamanan ketat diberlakukan. Demikian berlangsung di hotel Shangri La, Singapura, tempat Presiden AS Barack Obama menginap selama ikuti KTT APEC 2009.
Sebelum bisa mendekati ruang pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Obama, ada dua gerbang metal detektor harus dilalui. Tahap pemeriksaannya pun semakin ketat.
Gerbang pertama berada di lobby hotel. Prosedur deteksi di lobby hotel kurang lebih sama dengan di bandara. Begitu sensor berbunyi, seketika itu pula dua polisi Singapura menggeledah pakaian orang yang melewati metal detektor itu.
Gerbang dua terletak di mulut eskalator satu, lantai di atas ruang pertemuan berada. Prosedur pemeriksaannya jauh lebih teliti dan disupervisi langsung dari anggota Secret Service (Paspampres AS).
Berbagai barang bawaan yang dianggap berpotensi mendatangkan malapetaka langsung disita. Mulai pena, gunting, pemotong kuku, kunci, obeng kecil, pisau lipat dan semua yang bentuknya tajam berbahan logam langsung diminta untuk dititipkan.
Uniknya, tiap petugas dari American Embassy yang melintas di tiap gerbang deteksi juga harus jalani prosedur pemeriksaan sama.
Bila merujuk pengalaman dua kali meliput Presiden George W. Bush, prosedur pengamanan ketat yang dikenakan terhadap Presiden Obama ini terasa jauh lebih longgar. Tidak ada lagi pemeriksaan barang bawaan dengan anjing pelacak.
Sikap staf AS yang menjadi liaison officer terasa jauh lebih ramah. Mereka memberikan kesempatan adil antara wartawan AS, lokal dan dari negara yang kepala pemerintahannya sedang diterima Obama. (detikcom/Ant/c)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar